Cerita singkat tentang pengalaman ketika memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tetntang Resistensi antibiotik. Yup,,Kegiatan
penyuluhan kesehatan ini dilakukan di kelurahan Purwodininggratan
Surakarta guna memberikan suatu informasi baru bagi masyarakat sekitar. Hal ini di
buktikan dengan besarnya antusias masyarakat dalam mengikuti penyuluhan kesehatan
yang membahas tentang resistensi Antibiotik. Ternyata masih banyak dimasyarakat
yang belum mengetahui tentang apa itu antibiotik dan mengapa antibiotik dapat
menyebabkan resistensi.
Banyak
dari mereka mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan Antibiotik
dan penggunaannya, serta apa penyebab dari resistensi antibiotik tersebut,
namun tidak sedikit juga dari masyarakat yang menanyakan hal hal yang keluar
dari konteks tema penyuluhan, namun masih dalam lingkup pelayanan informasi
obat. Beberapa pertanyaan yang di ajukan, mengenai apa itu antibiotik dan obat
obat yang tergolong antibiotik, bagaimana cara mengkonsumsi antibiotik yang
seharusnya, apa yang dimaksud dengan Resistensi antibiotik serta penyebab
terjadinya resistensi antibiotik, dan
dampak yang dapat di terima jika telah mangalami resistensi antibiotik.
Pertanyaan
pertanyaan lain yang diluar konteks penyuluhan diantaranya apakah aman jika
membeli obat obatan di warung, apakah povidon (bethadine) termasuk antibiotik. Berdasarkan
pertanyaan pertanyaan yang diajukan, kami memberikan jawaban sebagai berikut
Antibiotika
adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki
khasiat mematikan ataumenghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya
bagi manusia relatif kecil. Antibiotik seharusnya diminum secara
tuntas, yang dimaksud dengan tuntas yakni sesuai dengan dosis, jumlahnya, dan
harus habis. Agar maksud dari pengobatan yakni memebunuh bakteri tercapai.
Penggolongan antibiotik :
1.
Golongan
Beta-Laktam, antara lain golongan
sefalosporin (sefaleksin, sefazolin,
sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin,
amoksisilin).
2.
Antibiotik
golongan aminoglikosida, Aktifitasnya adalah bakterisid, berdasarkan dayanya
untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel.
Contohnya streptomisin, gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin.
3.
Antibiotik
golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat
bakteriostatis, Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa
protein kuman. Contohnya tetrasiklin, doksisiklin..
4.
Antibiotik
golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri gram-positif dan
spectrum kerjanya mirip Penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan
reversibel pada ribosom kuman, sehingga
sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering dapat
menyebabkan resistensi. Contohnya linkomisin.
5.
Antibiotik
golongan kuinolon, senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi
terhadap enzim DNA-gyrase kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindarkan..
6.
Antibiotik
golongan kloramfenikol, kloramfenikol
mempunyai spektrum luas. Berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir semua kuman gram positif dan
sejumlah kuman gram negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesa.
Resistensi antibiotik ialah tidak terganggunya sel mikroba oleh antibiotik yang merupakan suatu mekanisme alami untuk bertahan hidup. hal ini dapat terjadi apabila antibiotik yang diberikan atau digunakan dengan dosis yang terlalu rendah dengan masa terapi tidak tepat (Tjay & Rahardja, 2007).
Penyebab
Resistensi Antibiotik :
1. Penggunaan antibiotik yang tidak tuntas.
2. Meminum
antibiotik tidak tepat waktu.
3. Penggunaan
antibiotik yang tidak sesuai dengan penyebab penyakitnya.
4. Penggunaan
kembali antibiotik yang sudah lama disimpan.
5. Menggunakan
antibiotik yang diresepkan untuk orang lain .
6. Penyimpanan
obat yang salah.
sumber : http://majalahkesehatan.com/resistensi-antibiotik/
AKIBAT RESISTENSI ANTIBIOTIK
1. Biaya
pengobatan menjadi mahal karena memerlukan antibiotic yang lebih poten
2. Muncul penyakit
baru yang susah diobati
3. Kerusakan organ
organ dari tubuh seperti ginjal, hati, dll.
Untuk mendapatkan obat obatan yang aman, sebaiknya kita
memperolehnya dari Apotik dan tempat pelayanan kesehatan lainnya, karena
ditempat tempat tersebut ada petugas yang ahli dan mengerti tentang obat.
Selain mendapatkan obat yang diperlukan kita juga mrndapatkan informasi
mengenai obat tersebut. Sedangkan diwarung tidak ada jaminan mengenai keamanan
obat karena tidak ditangani langsung oleh petugas yang ahli dan mengerti
tentang obat.
Sedangkan untuk pertanyaan apakah povidon (bethadine) termasuk antibiotik?? Jawabannya ialah Povidon (betadin) bukan termasuk antibiotik, povidon merupakan senyawa
kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada kulit dan membran mukosa. Tetapi tidak digunakan didalam tubuh. Sedangkan
antibiotik bisa digunakan pada jaringan luar maupun dalam tubuh. Antiseptic
efektif terhadap berbagai mikroorganisme termasuk bakteri dan jamur, sedangkan
antibiotik efektif terhadap bakteri saja
2 komentar
siip ,,,
Replymakasih mas i atas kunjungannya....hehehe
ReplyPosting Komentar