Saat Obat Herbal Menjadi Bahaya



        

“100% terbuat dari herbal alami, bebas efek samping” biasanya kalimat tersebut sering tertulis di brosur obat herbal yang merupakan iming-iming tawaran dari produk obat herbal. Selain itu agar lebih menarik lagi terdapat gambar tumbuhan yang segar, bewarna cerah dan menarik untuk di pandang, sehingga membuat tak sedikit masyarakat ikut terhipnotis beralih ke obat herbal. Ingin sembuh, langsing, cantik, lebih menawan secara instan tanpa merasakan sakit dan tak perlu bersusah payah melakukan terapi merupakan faktor utama pasien memilih obat herbal. Selain itu, banyak terjadinya malpraktek di dunia medis merupakan salah satu faktor penyebab masyarakat beralih ke obat herbal dan banyak rumor yang berkicau bahwa obat-obat sintetik lebih berbahaya dan menimbulkan banyak komplikasi. Mereka berpikir bahwa obat herbal tidak memiliki efek samping sama sekali. 

            Terjaminnya tak ada efek samping dari obat herbal menyebabkan orang-orang berlebihan dalam mengkonsumsinya agar penyakit dapat disembuhkan dengan cepat. Padahal segala sesuatu yang digunakan secara berlebihan itu tak baik. “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S Al-An’am : 141).
            Obat herbal ataupun sintetik jika digunakan secara berlebihan tetap akan menimbulkan efek samping. Contohnya, pada penderita hipertensi, jika pasien ini meminum jus mentimun secara berlebihan, tanpa adanya dosis maka tekanan darah pun akan turun drastic yang dapat menyebabkan hipotensi. Juga pada penderita diare, jika mengkonsumsi daun jambu biji secara berlebihan dan tak sesuai dosis dapat menyebabkan konstipasi. Selain itu, lama penyimpanan obat herbal (jamu) tidak ada kepastian yang signifikan.
            Segala sesuatu pasti ada kekurangan dan kelebihannya termasuk obat herbal. Kelebihan dari obat herbal diantaranya adalah harganya lebih terjangkau, memiliki efek samping yang relative kecil, tidak menimbulkan rasa sakit, mudah di dapat dan mudah cara penggunaannya. Namun obat sintetik juga memiliki kelebihan, diantaranya obat sintetik sudah melalui pengujian ilmiah, dosis sudah diketahui, lebih stabil dan memiliki efek farmakologi yang besar.
            Meskipun obat herbal dipandang tak memiliki kekurang namun kekurangan dari obat herbal tak kalah banyak jika dibandingkan dengan obat sintetik. Diantaranya adalah obat herbal masih belum terbukti ilmiah, standar atau bahan baku sering berubah dalam takaran maupun ramuannya, mudah tercemar mikroorganisme, dosis yang tidak jelas, efek farmakologisnya lemah, pemasaran obat herbal tidak seketat obat sintetik yang menyebabkan kualitas dari obat herbal di pasaran belum tentu baik. Obat herbal juga tidak dapat menyembuhkan penyakit yang bersifat traumatic serius seperti contohnya patah tulang, radang usus buntu dan pasien diabetes mellitus tipe 1. Selain itu pengobatan herbal dapat berinteraksi dengan obat sintetik (konvensional).
            Hal ini di perparah jika ada pasien menggunakan kombinasi antara obat herbal dan obat sintetik agar dapat sembuh dengan cepat. Pasien yang ingin mengobati penyakitnya dengan obat herbal harus memperhatikan terjadinya interaksi obat. Contohnya mengkonsumsi ginseng yang dibarengi dengan obat digoksin akan meningkatkan kadar digoksin dalam darah yang dapat menyebabkan efek toksik1. Atau bunga elder (Sambucus nigra L) yang berkasiat sebagai antitusif jika di berikan dengan morfin dalam jangka waktu yang berbeda juga akan memberikan efek yang berbeda. Contohnya pada menit ke 90 setelah pemberian morfin maka dapat menurunkan efek analgesik morfin, pada menit ke 150 setelah pemberian morfin maka bunga elder tidak mempengaruhi efek analgesik morfin dan pada menit ke 10 setelah pemberian morfin maka terjadi peningkatkan efek analgesik morfin. Orange jus (Citrus aurantium L) yang banyak memiliki khasiat pun juga berbahaya jika dikombinasi dengan Felodipin (obat hipertensi) yang dapat meningkatkan kadar felodipin dalam darah yang menyebabkan toksik, ataupun pada Dextromethorphan (antitusive) yang dapat meningkatkan absorpsi Dextromethorphan (tak berefek).2
            Sebenarnya obat sintetik maupun obat herbal tidak akan berbahaya jika penggunaannya tepat, sesuai dosis dan rasional. Untuk menghindari terjadinya interaksi obat, maka pasien perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Kesembuhan tidak akan tercapai jika hanya mengkonsumsi obat namun tidak di barengi dengan pola hidup sehat, olah raga dan istirahat yang cukup.
            Persoalannya adalah apakah para pengguna obat herbal berkenan untuk berkonsultasi ke tenaga kesehatan? Persoalan ini muncul karena trauma yang terjadi pada masyarakat tentang malpraktek dan konsultasi kepada tenaga kesehatan memerlukan biaya yang tak sedikit.

Catatan :
            1Jurnal ilmiah  “Elevated  serum digoxin levels in a patient taking digoxin and Siberian ginseng”
                2Williamson, Elizabeth dkk. Stockley’s Herbal Medicines Interaction. 2009. London: Pharmaceutical Press.

Ekstraksi Garcinia Mangostana dengan Metode Sokletasi



I.     Tujuan
Ø  Mengekstraksi kandungan kimia dari bahan alam menggunakan metode sokletasi dan memperkenalkan komponen alat-alat sokletasi.

II.    DasarTeori: 
1.  Manggis (Garcinia mangostana L)
           Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawai, dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), manggus (Lampung), manggusto (Sulawesi Utara), manggista (Sumatera Barat). Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
Dalam sistematik (taksonomi) tumbuhan, manggis diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi  : Angiospermae (biji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae
Ordo  : Malpighiales
Famili  : Guttiferae
Genus  : Garcinia
Spesies  : Garcinia mangostana L
        Buah manggis sering disebut sebagai : “ratu buah” yang mengandung senyawa aktif seperti vitamin, katekin (antioksidan), polisakarida dan Xanthones. Xanthone dari buah manggis ini telah terbukti secara ilmiah memiliki beragam manfaat yaitu sebagai anti-aging, anti oksidan, menurunkan tekanan darah tinggi, modulator kekebalan tubuh, kardioprotektif, mencegah osteoporosis, membantu sistem pencernaan, memacu pertumbuhan sel darah merah, antivirus, antibiotic, antijamur, antiradang, anti tumor dan sebagainya.
Senyawa aktif Xanthones dapat ditemukan diseluruh bagian buah manggis, kandungan tertinggi terdapat dalam kulit manggis. Terdapat 40 senyawa xanthones, beberapa diantaranya yang telah banyak diteliti adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin dan garcinone.
2.   Ekstraksi Sokletasi
           Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan terdapat didalam sel namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan sel masing-masing berbeda sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam sel tanaman adalah pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel  yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut dalam pelarut organik tersebut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan pelarut organik diluar sel, maka larutan terpekat akan terdistribusi keluar sel dan proses ini terulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif didalam sel dan diluar sel.
            Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat kedalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Pelarut atau campuran pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi disebut MENSTRUM, sedangkan ampasnya disebut MARC.Hasil dari ekstraksi itu sendiri disebut dengan EKSTRAK.
            Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akanmenembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antarakonsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.
Ekstraksi merupakan tahap awal yang penting dalam proses isolasi senyawa dari tumbuhan. cara ekstraksi kandungan kimia dapat dibedakan atas :
1. Ekstraksi dengan cara tradisional
      - Dengan pelarut organik
      1. Maserasi
      2. Perkolasi
      3. Sokletasi
      - Dengan pelarut air
      1. Dekokta
      2. Infusa
      3. Destilasi Uap
2. Ekstraksi dengan cara modern
     1. Ekstraksi Ultrasonik
     2. Ekstraksi dengan bantuan irradiasi microwave
     3. Ekstraksi fluid super kritis (Supercritical Fluid Extraction)
            Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan  pelarut organik yang dilakukan secara berulang-ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet. Proses  sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah labu didih,  ekstraktor dan kondensor. Sampel dalam sokletasi perlu dikeringkan sebelum disokletasi. Tujuan  dilakukannya pengeringan adalah untuk mengilangkan kandungan air yang terdapat dalam sample sedangkan dihaluskan adalah untuk mempermudah senyawa terlarut dalam pelarut. Didalam sokletasi digunakan pelarut yang mudah menguap. Pelarut itu bergantung pada tingkatannya, polar atau non polar (Nazarudin, 1992).
            Ekstraksi sokletasi ini digunakan untuk simplisia yang jumlahnya sedikit dan tahan terhadap pemanasan. Prinsip sokletasi adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam selonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat dengan menggunakan heating mantle sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Proses ini akan terus berulang sehingga proses ekstraksi terjadi dengan sempurna.
            Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi
Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi:
·         Pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol.
·         Titik didih pelarut rendah.
·         Pelarut dapat melarutkan senyawa yang diinginkan.
·         Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan; dan sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi (polar atau nonpolar)
Keuntungan metode ini adalah :
·         Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
·         Digunakan pelarut yang lebih sedikit
·         Pemanasannya dapat diatur
Kerugian dari metode ini :
·         Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus- menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
·         Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam  pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
·         Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol, karena seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Ada 3 komponen penting dalam alat ekstraktor sokletasi, yaitu pemanas, pendingin dan labu penampung. Alat-alat ini terdiri dari :
-          Pemanas (Heating Mantel),
-          Pendingin (kondensor)
-          Pipa samping
-       Pipa Sifon
-       Labu

III. Alat, Bahan dan Prosedur kerja
Bahan :
-          Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L)
-          Pelarut Metanol
-          Kertas saring
-          Aluminium foil dan kertas saring
Alat :
-          Seperangkat alat ekstraktor sokletasi
Cara kerja :



IV.  Hasil  Pengamatan
-          Sampel kulit manggis seberat 14,696 gram
-          Warna pelarut mula-mula bening
-          Ketika terjadi pemanasan pelarut menguap
-          Kemudian terjadi pengembunan ketika melewati pendingin
-          Pelarut menetes dan tertampung dalam ekstraktor hingga batas pipa kapiler (warna pelarut pada ekstraktor menjadi bewarna agak coklat)
-          Pelarut turun ke labu didih (sirkulasi) yang merupakan tanda satu siklus
V.   Pembahasan
          Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan senyawa yang diinginkan dari suatu simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat kedalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Pelarut atau campuran pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi disebut MENSTRUM, sedangkan ampasnya disebut MARC.Hasil dari ekstraksi itu sendiri disebut dengan EKSTRAK.
            Sedangkan sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan  pelarut organik yang dipanaskan serta dilakukan secara berulang-ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet dan terdapat proses pemanasan
            Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi untuk simplisia kulit manggis dengan metode sokletasi. Kulit buah manggis yang sudah di keringkan dengan cara diangin-anginkan di haluskan dan ditimbang. Hasil dari penimbangan yang didapat adalah sebesar 14,696 gram. Kemudian dimasukkan kedalam alat ekstraktor sokletasi. Kemudian pemanasnya dinyalakan dan pelarut pun menguap dan membasahi simplisia.
            Warna pelarut mula-mula bening. Saat pemanas dinyalakan pelarut menguap. kemudian terjadi pengembunan ketika melewati pendingin yang di tandai dengan terdapatnya globul-globul air di dinding tabung. Lama-lama pelarut yang telah mengembun menetes dan tertampung dalam ekstraktor hingga batas pipa kapiler (warna pelarut pada ekstraktor berubah menjadi warna kecoklatan). Kemudian pelarut pun terkumpul dan naik membasahi sampel. Setelah pelarut sejajar dengan tinggi pipa kapiler maka pelarut turun ke labu didih (sirkulasi) yang merupakan tanda satu siklus.

            Alat ekstraktor sokletasi terdiri dari tiga komponen besar yaitu pemanas, pendingin dan labu sokletasi. Pemanas disini berfungsi untuk menguapkan pelarut dan membawa simplisia (menarik senyawa yang terdapat di simplisia). Kemudian pendingin berfungsi sebagai pengubah bentuk pelarut yang semula berbentuk uap menjadi bentuk cair dan labu berfungsi untuk menampung pelarut dan menampung ekstrak. komponen lain dari alat ekstraktor sokletasi adalah :  Pipa samping dan pipa sifon


             Pada praktikum ini ekstraksi dilakukan hanya sampai satu siklus sokletasi. Ini dikarenakan keterbatasan waktu praktikum, sehingga tidak didapatkan hasil ekstrak akhirnya.

VI KESIMPULAN
1.      Ekstraksi adalah proses penarikan senyawa dari suatu simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
2.    Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut organik yang dipanaskan serta dilakukan secara berulang-ulang dan menjaga jumlah pelarut konstan dengan menggunakan alat yang bernama soklet.
3.      Senyawa yang terdapat dalam kulit buah manggis adalah mengandung senyawa aktif seperti vitamin, katekin (antioksidan), polisakarida dan Xanthones (alfa-mangostin, gamma-mangostin dan garcinone)
4.    Alat ekstraktor sokletasi terdiri dari tiga komponen besar yaitu pemanas, pendingin, labu, dan di dukung dengan peralatan tambahan seperti Pipa samping dan pipa sifon.
 

LIRIK LAGU SAMAN



Assalamu’alaikum
Assalamu’alaikum jame barotro
Tameng tameng ja’piyo u..ate tika
Karena karena salam nabi keun sunnah
Jaro jaro tameman syarat mulia

Amin
Amin..Allah sembah amin
Ureng mukmin gelake lake doa (P)       2 x
Berkat rahmat Allah yang bri
Nanggroe aceh makmur sijahtra

Lale
Lale lale getano lale (P)
Hana jantate umuka tua (P)
Putih ngajanggot kuningan mise
Hatomta combe tikamu sala
Putih ngajanggot kuningan mise
Hatomta combe tikamu sala 3x (P)
Heiy… (balik ke awal)

Aro
Aro pulo pinang dibeda gelombang tuju
Lam oo pata manyang di dalam                   2x
minyek melabo
lam bukon le sayang hei sayang
len kalon pade, jipot angengkle bohate
rebah metipa
lam pada kereba-kereba salampo bedo
kamong keteba-keteba salampo guna

Dengelon
Hai…dengelon kisa dengelon kisa (P)
Nasabo habaran (P)
Banyen tereba banyen tereba kajideng
ceut jempa (P)
Dilangit binta2x dibumo pade
Bulan ate gleh2x meleleh asa

Nanggroe
 Nanggroe Aceh nyo Aceh nyo Seramo Mekkah
Nanggroe Matuo Matuo Pusaka Kaya
Nanggroe Aceh nyo Aceh nyo Seramo Mekkah
Nanggroe Matuo Matuo Pusaka Kaya
Nanggroe ube oo, Hasilen Lepah
minyak denganga denganga Aceh Lon Kaya
Nanggroe ube oo, Hasilen Lepah
minyak denganga denganga Aceh Lon Kaya

Nanggroe Aceh nyo Aceh nyo tempat lon laheee
Bak ujong pante he pante pulo Sumatra
Nanggroe Aceh nyo Aceh nyo tempat lon laheee
Bak ujong pante he pante pulo Sumatra
Dilee baroken lam jaroe kaphee..Jile hana le, hana le Aceh ka jaya
Dilee baroken lam jaroe kaphee..Jile hana le, hana le Aceh ka jaya

Ya Allah ti
Hele hem hala, hele hem hala 2x (P)
Ya Allah ti watu nangroe pule di pute
Dipot di side aceh mulia
Len pancasila taneng ma pule
Pule malape burung garuda
Hele hem hala, hele hem hala 2x (P)
Ya Allah ti watu nangroe pule di pute
Dipot di side aceh mulia
Len pancasila taneng ma pule
Pule malape burung garuda
Hele hem hala, hele hem hala 2x (P)
Ya Allah ti.. (P)

Jut manjut
Hai jut manjut..
Si kuro kuro gunong (P)
Dikene tamong udalam donya (P)
Uro dikuro malam malam disebeh (P)
Malaikate gejadok tema (P)
Allah taja u aceh duo duo pat meteng
Pertama biren dua perdada
Kalo lon tanyok ba urang-urang jaman
Elalat baken gale getamda
Hai jut manjut..Si kuro kuro gunong (P)
Dikene tamong udalam donya (P)               2 x
Uro dikuro malam malam disebeh (P)
Malaikate gejadok tema (P)

Hai la otsa
Hai la otsa…
Ila laombakmeu
Ailon kapaidi
Ektreun la meubura, bura hai bacutteuk
Sala labun kensa
Lalon salamu, lam oek awaidi gata lam perahu
Raya la bu ken u, sabang kapatah
Tiang tamengku, wala hai manyone
Gaseh dengan me, sayang wahe cut
Abang be muayan, muayan senda haila otsa

Kutiding
Hai… Kutiding lang han ding hem …ane…
Kutiding lang han ding hem la hembots bots la tiding (P)
La hembots bots la tiding (P)
Hai tajak u..aceh, Hai tajak u..aceh
Hai ado leon kalon padeh, Hai ado leon kalon padeh
Merebak meutimpa, merebak meutimpa
Hai ado jipot angen gle, Hai ado jipot angen gle
Kutiding lang han ding hem la hembots bots la tiding (P)
La hembots bots la tiding (P)
Hai mapute pute, hai mapute pute hai adot si bungong pute
Alen la ba binte, alen la ba binte
Hai ado keayem mate, hai ado keayem mate
Kutiding lang han ding hem la hembots bots la tiding (P)
La hembots bots la tiding (P)

Milen
Hai mi..len.. milen laha
Hai wa..laha ehala (P)
Hai mi..len milen lahe
Hai wa..lahe olehe (P)
Metajak ugle, tajak koh kaye
Tinggai perede tempat lek kutru
Bek taboh judo, judo yang dile
Gampang talake, ranub si garu
Hai milen.. milen alaha, walaha ehala (P)
Milen milen alahe, walahe olehe (P)
Metakoh takoh bumbang, Ta pula pula bumbang
Me gadong gadong adang, koh kaye hai lam uten
Nyokenyoh kelawetnyo hate hate loen sadeh
Nyo baro baro puleh oh lemah oh lemah gata
Ala milen alaha, walaha ehala (P)
Milen alahe, walahe olehe (P)
Meputeh puteh si bungong puteh
Loen lat bak binteh ke ayeum ayuem mata
Nyokeh nyokeh lawetnya, hate hate loe sedeh
Nyo baro baro pule oh lemah oh lemah gata
milen alaha, walaha ehala (P)
Milen alahe, walahe olehe (P)

Piasan Raya
Piasan raya pelemah adat, tapulang tungkat bak aneuk muda
Oh mate aneuk kamoepat jeurat, oh gadoh adat hanpa tamita 2x
Mengingat-ingat wahe o rakan, kebudayaan beugat tajaga
Tari sedate rapai saman, bandum adatnya tradisi bangsa 2x

Kasep Kapot
Kasep kapot angendigle sige pan meurasa, kasep ka group hay bohate hanco hate dalam dada

I Laoet
I laoet areun me pulo perahu wow dua dua hai rakan takayoh jalo kataheu ureng di luwa (S)
Hem laili hala bageurah 2x (P)

Jalatun
Hai jala tun milen hai milen, jalatun hei jala tun milen hai milen jalatun (P)
Hai bukoen le saying loen ka loen pade, hai jipot angen gle, buh hate rebah meutimpa (S)
*balik ke koor penari
Hai meuputeh puteh si bungong puteh, lon lat bak binten hai binten keu ayeum mata (S)
*balik ke koor penari

Pulang
hei..hei..hei.. tuja lahe
inding ala haning 2x          2x 
wajala eha ehala

analgesik



ANALGETIK DAN HUBUNGAN DOSIS RESPON

TUJUAN
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
1.     Mengenal berbagai cara untuk mengevaluasi secara eksperimental efek analgesic suatu obat.
2.      Mampu mengobservasi dan menyimpulkan perubahan respon akibatpemberian berbagai dosis analgetika.
3.         Mampu membuat kurva hubungan dosis respon.

DASAR TEORI
            Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, berhubungnan dengan adanya potensi kerusakan jarinngan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut. Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit kepala atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. Nyeri yang dimilliki setiap orang berbeda-beda. Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni 44-45 C. mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas dikulit, mukosa, dan jaringan lainnya. Nouceptor ini terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang sangat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus impuls dilanjutkan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri.
            Adapun mediator nyeri yang disebut juga autakoid antara lain serotonin, histamine, bradikinin, lekotrien dan prostaglandin. Bradikinin merupakan polipeptida (rangkaian asam amino) yang diberikan dari protein plasma . Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkatan dimana nyeri dirasakan untuk yang pertama kali. Jadi, intensitas rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan nyeri. Untuk setiap orang, ambang nyeri adalah konstan.
            Obat yang digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri, dan akhirnya memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita disebut ddengan analgetik. Analgetik juga merupakan zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghalangi kesadaran.
Berdasarkan efek farmakologisnya, analgetika dapat dibagi dalam 2 kelompok besar :
1.      Analgetika perifer (non-nakotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
2.      Analgetika sentral (narkotik), khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada froctura dan kanker. Obat Analgetik Narkotik merupakan kelompok obat yang memiliki sifat opium atau morfin. Meskipun memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik yang lain, golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Meskipun terbilang ampuh, jenis obat ini umumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakai. Obat Analgetik Narkotik ini biasanya khusus digunakan untuk mengahalau rasa nyeri hebat, seperti pada kasus patah tulang dan penyakit kanker kronis.
            Prinsip pengujian efek analgetik secara eksperimental pada hewan percobaan adalah mengukur kemampuan obat untuk menghilangkan atau mencegah kesadaran sensasi nyeri yang ditimbulkan secara eksperimental, yang timbul dengan cara-cara fisik ataupun cara-cara kimia. Metode yang digunakan pada percobaan kali ini adalah metode jentik ekor (Tail Flick) dan metode pelat panas (Hot Plate). Obat analgetik yang digunakan adalah tramadol dan novalgin.

Tramadol
            Tramadol adalah analog kodein sintetik yang meruapakan agonis reseptor μ yang lemah. Sebagian dari efek analgetiknya ditimbulkan oleh inhibisi ambilan norepinefrin dan serotonin. Tramadol sama efektif dengan morfin atau mepedrin untuk nyeri ringan sampai sedang, tetapi untuk nyeri berat atau kronik lebih lemah. Untuk nyeri per salinan tramadol sama efektif dengan mepedrin dan kurang menyebabkan depresi pernapasan pada neonatus.
            Bioavailabilitas tramadol setelah dosis tunggal secara oral 68% dan 100% bila digunakan secara IM. Afinitas terhadap reseptor μ hanya 1/6000 morfin, akan tetapi metabolit utama hasil demetilasi 2-4 kali lebih poten dari obat induk dan berperan untuk menimbulkan efek analgetiknya. Preparat tramadol merupakan campuran rasemik, yang lebih efektif dari masing-masing enansiomernya. Enansiomer (+) berikatan dengan reseptor μ dan menghambat ambilan serotonin. Enansiomer (-) menghambat ambilan norepinefrin dan merangsang reseptor α2- adrenergik. Tramadol mengalami metabolism di hati dan eksresi oleh ginjal,dengan masa paruh eliminasi 6 jam untuk tramadol dan 7,5 jam untuk metabolit aktifnya. Analgesia timbul dalam 1 jam stetelah penggunaaan secara oral, dan mencapai puncak selama 2-3 jam. Lama analgesia selama sekitar 6 jam. Dosis maksimum per hari yang dianjurkan adalah 400 mg.
            Efek samping yang umum terjadi adalah mual, muntah, pusing, sedasi, mulut kering, dan sakit kepala. Depresi pernapasan nampaknya kurang dibandingkan dengan dosis ekuianalgetik morfin, dan derajat konstipasinya kurang daripada dosis ekuivalen kodein. Tramadol dapat meyebabkan konvulsi atau kambuhnya serangan konvulsi. Depresi napas akibat tramadol dapat diatasi oleh nalokson akan tetapi penggunaan nalokson meningkatkan risiko konvulsi. Analgesia yang ditimbulkan oleh tramadol tidak dipengaruhi oleh nalokson.

Novalgin (dipyrone/ metamizole sodium)
            Dipyrone (metamizole) adalah obat antiinflamasi non steroid. Mekanisme dipyrone sama denganobat-obat NSAID lainnya, yaitu menghambat produksi prostaglandin. Metamizole  Na  adalah  derivat  metansulfonat  dari  aminopirin  yang mempunyai khasiat analgesik. Mekanisme kerjanya adalah menghambat transmisi rasa sakit ke susunan saraf pusat dan perifer. Metamizole  Na  bekerja  sebagai  analgesik,  diabsorpsi  dari  saluran pencernaan mempunyai waktu paruh 1-4 jam.
            Setelah pemberian oral, dipyrone dengan cepat dihidrolisis dalam saluran pencernaanmenjadi metabolit aktif 4-metil-amino-antipyrine.Dipyrone juga cepat tidak terdeteksi dalamplasma setelah pemberian secara intravena. Tak satu pun darimetabolit dipyrone secara luas terikat pada protein plasma.Sebagian besar diekskresikan dalam urin sebagai metabolit.
            Dipyrone adalah sulfonat natrium dari aminophenazone.Karena risiko efek samping yang serius di banyak negara penggunaannya  hanya dalamrasa sakit yang berat atau demam di mana tidak tersedia obat alternatif tidak lain. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan dipyrone adalah meningkatkan risiko agranulositosis.
ALAT dan BAHAN
Alat  :  1. Timbangan hewan                           Bahan  :   1. Novagin 400 mg/kgbb, 500 mg/kgbb
            2. Alat suntik                                                      2. Tramadol 30mg/kgbb, 40mg/kgbb
            3. Kapas                                                              3. Alkohol
            4. Stopwatch                                                       4. Mencit 2 ekor
            5. Hotplate
            6. Gelas kimia
            7. Thermometer

PROSEDUR KERJA
Timbang masing-masing berat badan mencit, di beri tanda dan catat.Kemudian hitung VAO pada masing-masin mencit dengan menggunakan dosis dan konsentrasi obat yang digunakan.
·         Metode Jentik Jari
            Rangsang nyeri yang digunakan pada metode ini berupa air panas dengan suhu 50OC dimana ekor mencit dimasukkan ke dalam air panas, maka nanti mencit akan merasakan nyeri Panas yang ditandai dengan mencit menjentikkan (mengangkat) ekor keluar dari air panas tersebut.
1.   Ambil mencit yang telah ditimbang dan ditandai serta yang telah dihitung VAO nya.
2.         Sebelum mencit diberi obat, (a)  masukkan ekor mencit ke dalam air panas dengan suhu 50OC, tunggu hingga mencit menjentikkan (mengangkat) ekornya dan catat waktu lamanya mencit menjentikkan ekornya dengan stopwatch.
3.         Oleskan alkohol di bagian perut mencit dengan menggunakan kapas, dan suntikkan obat dengan dosis yang telah dikonversikan ke dosis mencit secara inta peritoneal.
4.          Pengamatan dilakukan pada menit ke 5, 15, 30 dan 60 setelah pemberian obat dengan prosedur (a).
5.          Buat tabel hasil pengamatan dengan lengkap
6.         Gambar kurva hubungan antara dosis yang diberikan terhadap respon mencit untuk stimulus nyeri.
·         Metode Pelat Panas (Hotplate)                 
            Rangsang nyeri yang digunakan pada metode ini berupa hotplate yang panas dengan suhu  suhu 50-55OC dimana kaki mencit diletakkan ke atas hotplate, maka nanti mencit akan merasakan nyeri panas yang ditandai dengan mencit mengangkat kakinya atau lari dari hotplate dan menjilati kakinya. Rata-rata hewan mencit akan memberikan respon dengan metode ini dalam waktu 3 sampai 6 detik.
1.         Ambil mencit yang telah ditimbang dan ditandai serta yang telah dihitung VAO nya.
2.         Sebelum mencit diberi obat, (a)  letakkan mencit diatas hotplate panas dengan suhu 50-60OC, tunggu hingga mencit mengangkat kaki atau lari dari hotplate sebagai waktu respon dan catat waktu lamanya mencit menenerima respon dengan stopwatch.
3.         Oleskan alkohol di bagian perut mencit dengan menggunakan kapas, dan suntikkan obat dengan dosis yang telah dikonversikan ke dosis mencit secara inta peritoneal.
4.          Pengamatan dilakukan pada menit ke 5, 15, 30 dan 60 setelah pemberian obat dengan prosedur (a).
5.          Buat tabel hasil pengamatan dengan lengkap
6.         Gambar kurva hubungan antara dosis yang diberikan terhadap respon mencit untuk stimulus nyeri.

DATA PERHITUNGAN
Berat ember kosong : 250,5gr     
Mencit 1                    : 294gr                           
Mencit 2                    : 288gr
                   
•         Berat mencit 1 : 250,5-294 = 43,5 gr
•         Berat mencit 2 : 250,5-288 = 37,5gr

Obat  Novalgin 500mg ,dengan konsetrasi obat 500mg/ml
1.      VAO = 0,0435 kg x 500 mg/KgBB / 500 mg/ml = 0,0435 ml (hotplate)
2.      VAO = 0,0375 kg x 500 mg/KgBB / 500 mg/ml = 0,0375 ml (tail flick)
NB : Lakukan perhitungan yang sama seperti diatas untuk memperoleh nilai VAO pada tramadol. Sehingga diperoleh data seperti dibawah ini.

DATA PENGAMATAN



  










    Grafik
1.      Jentik ekor




2.      Hot Plate




PEMBAHASAN
            Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian efek analgetik pada hewan percobaan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan obat dalam hal ini adalah tramadol dan novalgin, untuk menghilangkan atau mencegah kesadaran sensasi nyeri.Sensasi nyeri ditimbulkan secara eksperimental dengan menggunakan metode hot plate dan jentik ekor.Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit.
            Pada praktikum kali ini kita akan membandingkan efek dari obat Novalgin dan Tramadol yang berkhasiat sebagai analgesik. (perhatikan grafik diatas ). Dari data di atas diketahui bahwa pada  metode Tail Flick dan hot plate obat yang paling lama memberikan efek analgesik adalah Novalgin, karena pada obat ini mencit dapat merasakan respon nyeri lebih lama dari obat tramadol. Sedangkan berdasarkan literature, tramadol memiliki efek analgetik yang lebih kuat dari pada novalgin. Karena tramadol memiliki Bioavailabilitas yang lebih baik dari novalgin,yaitu pada dosis tunggal secara oral 68% dan 100% bila digunakan secara IM. Selain itu, waktu paruh dari tramadol lebih lama dari novalgin, pada tramadol waktu paruhnya adalah ± 6 jam dan waktu paruh novalgin hanya 1-4 jam.
            Pada praktikum ini antara data dan literature terjadi perbedaan hasil.Menurut literature analgetik yang lebih kuat adalah tramadol dari pada novalgin sedangkan dari data praktikum analgetik yang lebih kuat adalah novalgin. Ketidaksamaan antara  data praktikum dengan literature ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain air yang digunakan untuk praktikum pada metode Tail Flick dan suhu hot plate tidak tepat pada suhu 50OC (bisa kurang atau lebih dari 50OC sehingga mencit dapat lebih cepat/lebih lambat menerima respon dari yang seharusnya, selain itu pada metode Tail Flick pemegangan mencit oleh praktikan tidak memberikan rasa nyaman pada mencit sehingga mencit lebih cepat menggerakkan ekornya dari waktu yang seharusnya. Faktor yang lainnya adalah kekurang telitian dari praktikan dalam proses pengamatan gerak mencit ketika menerima respon yang di berikan.
            Berdasarkan data percobaan metode hot plate dan jentik ekor, dapat dilihat bahwa metode hot plate lebih sensitive dibandingkan dengan metode jentik ekor.Hal ini dapat disebabkan karena pada metode hot plate bagian tubuh yang menerima sensasi nyeri adalah kaki sedangkan pada metode jentik ekor bagian tubuh yang menerima sensasi nyeri adalah ekor.Adanya perbedaan reseptor nyeri inilah yang menyebabkan metode hot plate lebih sensitive dibandingkan dengan jentik ekor.Karena berdasarkan literature bagian kaki memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan ekor sehingga bagian kaki cenderung lebih cepat memberikan respon terhadap nyeri.
            Berdasarkan hasil percobaan kelompok kami diperoleh hasil bahwa pada penggunaan novalgin dalam metode hot plate, mulai dari 0 menit setelah pemberian obat sampai menit ke-5 terjadi kenaikan dari efek obat analgesic.Hal tersebut terlihat dari semakin lama nya waktu yang dibutuhkan mencit untuk menahan sensasi nyeri.Sedangkan pada menit ke-15 sampai menit ke-60 terjadi penurunan efek dari obat analgesic, karena waktu yang dibutuhkan mencit untuk menahan sensasi nyeri semakin berkurang.Sedangkan penggunaan novalgin pada metode jentik ekor, penurunan efek analgesik terjadi pada menit ke-30 sampai menit ke-60.Penurunan dari efek analgesi tersebut membuktikan bahwa pada menit ke-15 – 30 telah terjadi eliminasi obat di dalam tubuh hewan percobaan.
Grafiknya sebagai berikut ; Berdasarkan data pengamatan kelompok 3


Selain factor perbedaan jenis obat dan metode analgetik bisa dipengaruhi oleh perbedaan pemberian dosis, semakin besar dosis maka efek menahan nyerinya juga semakin lama,begitu juga sebaliknya.Hal ini sesuai dengan data pengamatan diatas.

KESIMPULAN
a. Cara mengevaluasi efek analgesic bisa dilakukan dengan metode jentik ekor dan metode hot plate.
b.  Tramadol dan Novalgin, keduanya mempunyai efek analgesic.
c. Waktu puncak Novalgin pada metode jentik ekor adalah menit ke-30, sedangkan pada metode hot plate adalah menit ke-15.
d. Berbeda dari teori,hasil pengamatan penggunaan obat analgesic Novalgin mempunyai efek lebih bagus daripada Tramadol. Sehingga data percobaan tidak sesuai dengan teori.