Cacat Politik Membuat Rakyat Tercekik

            Jika kita berbicara politik pemikiran pertama kali yang muncul adalah korupsi dan birokasi yang ruwet. Tak tanggung-tanggung angka korupsi oknum partai politik pun membuat rakyat mengelus dada. Cacat internal oknum parpol akhir-akhir ini pun telah terbongkar. Mulai dari penetapan Anas Urbaningrum, terkait kasus korupsi Hambalang, penangkapan pentolan PKS Luthfi Hasan Ishak dalam kasus korupsi impor daging sapi Departemen Pertanian, kasus Andi Mallarangeng karena korupsi Hambalang, kasus Century yang tak tau ujungnya dan berbagai kasus korupsi lainnya. Parahnya lagi, penegakan hukum yang kurang tegas terhadap kasus korupsi pun membuat sang koruptor tak jera. Hukum yang berlaku bukannya menekan angka korupsi namun melahirkan bibit-bibit koruptor yang baru. Hal ini yang mencoreng sistem politik demokrasi yang sedang dianut Indonesia.
           
sumber : http://www.muhammadiyah.or.id


Keegoisme parpol terhadap ideologi masing-masing, membuat kesejahteraan masyarakat pun terabaikan. Kepercayaan masyarakat pun terkikis terhadap para pemegang kebijakan. Cacat politik yang menjadi-jadi membuat rakyat semakin tercekik. Hal ini akan berimbas pada pemilu di tahun mendatang. Masalah ini akan melahirkan lebih banyak masyarakat yang golput. Rakyatpun tak ingin tercekik untuk kedua kalinya. Potret suram dunia politik membuat masyarakat enggan berpartisipasi dalam pemilu. Rakyat merasa jenuh dengan permainan politik yang  di perankan oleh pemegang kekuasaan yang berada di panggung demokrasi. Demokrasi yang dimainkan tak sesuai dengan yang semestinya.  Demokrasi yang harusnya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat pun melenceng.
            Jika kepercayaan rakyat tak diobati, maka tamatlah pemilu di tahun mendatang. Cacat politik yang terjadi sebaiknya segera diobati. Hukum yang bermain seyogyanya harus tegas dan tak pandang bulu. Menghukum yang seharusnya dihukum dan harus menjerat yang pantas dijerat agar semakin jera. Arah politik harus diputar kembali ke orientasi bahwa rakyat adalah tujuan utama. Jangan sampai  jiwa rakyat untuk berpolitik dan peduli terhadap bangsa tererosi. Jika hal ini terus berkelanjutan, pudarnya jiwa berpolitik akan menular ke generasi muda mendatang yang dapat menghancurkan bangsa.

Posting Komentar