PSM " PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN"
Okee,,, sekarang kita akan melancong
ke Provinsi Jawa-Timur….dimana di Provinsi ini terdapat sebuah Kabupaten yang
dekat dan bertetanggaan dengan Provinsi Jawa-Tengah yaitu Magetan… di kabupaten
ini terdapat sebuah pondok pesantren yang bernama PSM “Pesantren Sabilil
Muttaqien.
Mbah Kiyai Khalifah berasal dari Kebondalem Kemusuk Argomulyo Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau memiliki putra yang bernama Mohammad Jaiz
yang menuntut ilmu (nyantri) di pesantren Tegalrejo, Semen, Nguntoronadi.
Pesantren tersebut didirikan oleh K.H Abdurrahman. Kemudian Mbah Mohammad Jaiz
diambil mantu oleh K.H Muhammad Ilyas (merupakan seorang Fuqoha’ dan penghulu
di wilayah Gorang-Gareng, Magetan), dinikahkan dengan putrinya yang bernama Siti
Insiyah yang merupakan cucu dari K.H Abdurrahman. Selanjutnya Mbah Mohammad
Jaiz diberi nama atau dipanggil dengan nama Mbah Hasan Ulama. Dari
perkawinan tersebut melahirkan 7 putra-putri, yaitu :
- KH. Imam Muttaqien (Takeran)
- Siti Masyrifah/ Ny. Imam Tafsir (Takeran)
- Ky. Muhammad Umar (Takeran)
- Siti Kuning/ Ny. Ky. Sahid (Takeran)
- Siti Melok/ Ny. Muhammad Sareh (Kebondalem Takeran)
- Siti Melik/Ny. Ky. Abu Syukur Salim (Takeran)
- Farilahut/Ny. Sakeh (Takeran)
Mbah Kiyai Hasan Ulama’ bersama
mertuanya babat dan merintis tempat pemukiman di Nglorok Takeran, yang kemudian
didirikan masjid dan Pesantren dengan nama Pesantren Takeran pada tahun 1303 H.
Setelah didirikan Pesantren Takeran untuk memperkuat posisi Pesantren Takeran,
mbah Ky Hasan Ulama’ mengajak saudaranya yang berasal dari Kemusuk Kebondalem
Argomulyo, Bantul Yogyakarta sebagai magersari, diantaranya:
- Ky. Hasan Thoiron bertempat di Takeran Lor
- Ky Hasan Mukarom bertempat di Landangan – Takeran
- Ky Hasan Mukmin bertempat di Nglorog Takeran
Dan ada beberapa sahabat beliau yang
ikut membantu memperkuat Pesantren Takeran, yaitu:
- Ky. Moh. Zaid dari Kertosono yang tinggal di Nglorog Takeran
- Ky. Hasani dari Ponorogo yang tinggal di Mangu Takeran
- Ky. Hasyim bin Ky. Hanafi Brangkal Kedungpanji yang tinggal di Kunti Takeran
- Mbah Lurah Ngampon Takeran
Dan masih banyak lagi sahabat beliau yang lain, apalagi
setelah beliau diamati menjadi Mursyid Thoriqoh Syathoriyah dari
Pesantren Tegalrejo. Diceritakan bahwa beliau mendapat amanat sebagai Mursyid
Thoriqoh Syathoriyah setelah menyelesaikan tahapan-tahapan/muqom dengan lakon
dan pitukon yang telah ditentukan, dengan bimbingan dari Guru/Washitah mursyid
sebelumnya yaitu Mbah K.H Sari Muhammad, Bogem Ponorogo dan Mbah Nyai Harjo
Besari binti K.H Abdurrahman yang juga merupakan Mursyid Thoriqoh Syathoriyah.
Setelah Mbah Kyai Hasan Ulama’
memegang Mursyid Thoriqoh Syathoriyah dan mendirikan Pesantren Takeran, beliau
meletakkan dasar-dasar atau azas Pesantren Takeran yang merupakan cikal bakal
Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) yang tercantum dalam Majmu’ah Risalah. Di
Majmu’ah Risalah tersebut tertulis bahwa “Mbah Kiyai Hasan Ulama’ mendirikan
Pesantren Takeran mempunyai maksud dan tujuan yaitu mendirikan dan mewujudkan
sumber pendidikan, pengajaran, dan penyiaran Islam seluas-luasnya”. Dasar
cita-cita beliau adalah “ Memancarkan pendidikan luas tentang Islam sehingga
Pesantren ini dapat mengeluarkan sebanyak-banyaknya orang yang cakap dan
luas serta tinggi kefahamannya tentang agama
Islam rahin berbakti dan beramal kepada masyarakat, berdasarkan Taqwa kepada
Allah, sehingga menjadi anggota masyarakat yang berilmu (terpelajar), beramal
dan bertaqwa”.
Berikut wasiat Mbah Kiayi Hasan
Ulama’ untuk putro wayah/putro murid sebagai pedoman kehidupan, wasiat/
Dedawuhing Guru tersebut diantaranya:
- OJO KEPENGEN SUGIH, LAN OJO WEDI MLARAT
- PILIH NGENDI,SUGIH TANPO IMAN OPO MLARAT ANANGING IMAN
- OJO DEMEN NGUDI PENGARUHING PRIBADI, KANG ONO DI OPENI KANTHI TEMENAN, OJO KESENSENGSEM GEBYARING KADONYAN, KANURAGAN LAN PENGAWASAN DUDU TUJUAN. TOPO NGRAME LAKONONO
- SUMBER BENING ORA BAKAL GOLEK TIMBHO
- OJO DEMEN OWAH-OWAH TATANAN PORO SEPUH, WAJIBE MUNG NGOPENI LAN NGLESTAREAKE
- OJO DEMI NYUNGGI KATHOKE MBAHE, AMAL SHOLEH TINDAKNO
- NYAWIJI ING DALEM KAUTAMAAN, PISAH SAK JERONING KEMAKSIATAN, ING TEMBE BAKAL ONO TITI MANGSANE, ANAK PUTU ONO KANG NEMU EMAS SAK JAGO GEDHENE, ANANGING YO MUNG KANDEKNSAK MONO IMANE
- ORA LIWAT ANAK PUTUKU SING GUYUB RUKUN, DI PODO TANSAH NGRAMEAKE MASJID, TAK PANGESTONI SLAMET DONYO AKHIRAT
- OJO KENDAT TANSAH NINDAK AKE MUJAHADDAH TAUBAT, KOYO KANG WIS DI PARENGAKE GURU
j Jika ingin melihat sejarah PSM lebih jauh bisa klik http://sabililmuttaqien.blogspot.com/ :)